Penggaris Bilangan Prima

Studio_20150712_035104

Penggaris bilangan prima.

Benda ini saya peroleh sebagai memento dari kunjungan Kyoto University ke kantor saya di STEI ITB akhir tahun 2014 yang lalu. Sesaat setelah saya mengakhiri acara (saat itu saya menjadi moderator), seorang perwakilan dari Kyoto University menyerahkan bingkisan kenang-kenangan kepada kami, saya diberi 2 saat itu. Isinya ada beberapa unit buku, pembatas buku warna emas berukirkan gedung kampus utama Kyoto University, dan satu unit penggaris ini.

Dari awal saya menerima benda ini saya tidak tahu apa gunanya, bahkan tidak perhatikan angkanya. Hingga kemarin malam saya memperhatikan dengan seksama, ternyata itu adalah penggaris 18 cm dan angka yang tertera di sana hanya bilangan prima < 18 cm. Tidak ada angka 1 karena secara teori angka 1 bukan bilangan prima.

Saat itu pula saya coba membuat garis dari 1 cm, 2 cm, 3 cm, …, 18 cm. Ternyata memang bisa, bahkan tanpa kesulitan berarti. Memang butuh berfikir sedikit, namun sepertinya tidak terlalu sulit. Saya coba berselancar di internet, berharap dapat memahami apa yang sedang dipikirkan pencipta produk ini. Saya tidak betul-betul paham soal sistem bilangan ini, apalagi kaitannya dengan komputasi di sistem komputer. Namun ada filosofi yang menarik, intinya soal memanfaatkan weakness menjadi strength dengan membiasakan diri pada kondisi yang tidak nyaman. Dengan melatih diri pada kondisi yang tidak nyaman maka kita bisa mengukur kemampuan diri sendiri dan jika kita berusaha sungguh-sungguh secara tidak langsung akan mentransformasi kelemahan tersebut menjadi kekuatan. Hmm.. mungkin ada filosofi lain, pelan-pelan akan saya pelajari lebih lanjut.

Tiga Langkah Membuat Desain Produk yang Detail

Sebuah desain dasar suatu produk perlu didetailkan agar dapat diproduksi dan diimplementasikan. Berikut adalah 3 langkah membuat desain menjadi detail.

  1. Gunakan cara analitis untuk memperoleh model formulasi problem dari desain produk.
  2. Jika problem tidak dapat disimpulkan dengan cara analitis, maka lakukan langkah eksperimen (coba-coba sehingga diperoleh formula aproximasi).
  3. Gambar desain secara detail. Ciri-cirinya adalah desain itu sudah memiliki parameter dimensi bentuk, jenis bahan, dll.

Premis dan Hipotesis

Hipotesis diangkat berdasarkan premis-premis yang disampaikan. Premis adalah hasil-hasil penelitian terdahulu yang dapat memperkuat penarikan hipotesis. Sedangkan hipotesis adalah jawaban sementara yang kebenarannya akan dibuktikan melalui penelitian. Trik dalam membuat premis, pernyataan sudah bisa dijawab melalui hasil-hasil beberapa kali penelitian terdahulu. Sedangkan pernyataan pada hipotesis adalah pernyataan yang belum ada pembuktiannya dari hasil penelitian terdahulu.

Pernyataan pada premis dan hipotesis hendaknya menggunakan bahasa ilmiah namun tidak ambigu. Contohnya, “kamera memberikan informasi yang lebih kaya”, dianggap salah karena ada peryataan “lebih kaya” yang mengakibatkan pernyataan menjadi tidak ilmiah. Agar menjadi ilmiah parameter lebih kaya dapat dijabarkan secara rinci menjadi “kamera memberikan informasi memberikan informasi warna, bentuk fisik, corak permukaan dan bahan pembentuk yang tidak dapat diperoleh dari sensor lainnya”.

Coding Mania: EKF Version

 

Kata pembimbing kuliah saya, agar bisa memahami algoritma tertentu kenapa tidak kita buat programnya. Kali ini versi EKF alian Extended Kalman Filter yang terkenal itu. Lumayan lama memahaminya, terutama dari konsep yang namanya Jacobian matriks dan transpose Jacobian matriks. Karena bingung, akhirnya sederhanakan dulu masalahnya untuk model linear terlebih dahulu. Selagi programnya dikembangkan menjadi lebih baik, untuk sementara upload screenshoot dulu saja. ^__^

Sekarang Ngak Perlu Repot Bikin Paper

Screencapture situs SCIgen.

Deadline mengumpulkan tugas? Akses saja situs di atas (klik pada gambar). Masukkan nama pada kolom Author, kemudian klik generate. TaDa.. fresh paper bebas plagiat kata-ata siap untuk dinikmati. Meskipun masih ada kendala pada manipulasi gambar, dimana gambar yang digunakan masih belum bebas plagiat, namun ini bisa jadi ancaman bagi para reviewer paper. Bayangkan saja apa yang terjadi dengan aplikasi ini 10 sampai 15 tahun ke depan. Suatu hari, bikin proposal, skripsi, tesis, bahkan disertasi kita tinggal klik saja, hahahahaha… 😛

Apple to Apple

(Gambar diambil dari http://www.flickr.com)

Istilah ‘apple to apple‘ sering digunakan untuk mendeskripsikan metode komparasi yang baik.  Artinya bahwa apabila melakukan suatu komparasi, pastikan komponen-komponen pendukung harus benar-benar sama. Simpelnya sih, Aku (umur 26 tahun) lebih tinggi dari adikmu (umur 5 tahun), komparasi ini adalah komparasi yang tidak baik. Contoh lain, Dari visual tracking process, mengoptimalkan algoritma appearance feature description lebih cepat dari mengoptimalkan algoritma decission pada visual tracking, diperlukan peninjauan lebih lanjut untuk menyatakan bahwa contoh ini adalah metode komparasi yang baik. Jadi untuk melakukan komparasi hendaknya masuk akal serta pastikan komponen-komponen pendukung harus benar-benar sama, jika tidak maka komparasi tersebut dikatakan komparasi ‘apple to orange‘.

Grafologi, ilmu membaca makna dalam goresan tangan

Bismillah..

Saya baru tau ada ilmu yang mempelajari sifat orang hanya dari goresan tangannya, namanya grafologi (graf=goresan; logos=ilmu). Awalnya, sebelum berangkat ke kantor seperti biasanya saya selalu menonton acara AKI di televisi. Kebetulan pembahasannya seputar pengungkapan kasus kejahatan dengan barang bukti berupa pesan yang ditinggalkan korban dalam bentuk goresan atau tulisan tertentu. (wah mirip cerita detektif..)

hmm.. kira-kira isi tayangannya begini..

Saat itu pihak televisi menghadirkan seorang Bapak ahli grafologi. Menurut berita, bapak ini sudah sering diminta kepolisian untuk membongkar kasus-kasus kejahatan lewat ilmunya. Awalnya pembahasannya agak konyol, mirip program ramal nasib atau kontak jodoh yang terkesan dibuat-buat (semua orang bisa nipu..). Pada saat itu, narasumber menampilkan 12 contoh tulisan yang berbeda yang kemudian dibahas satu per satu. Namun saya merasa ini buang-buang waktu, bisa saja bapak ini menuliskan 12 tulisan ini sendiri atau dia meminta anak, istri atau anak buahnya untuk menulis kemudian dia sudah merencanakan hasil pembahasannya. Ya jelas saja dia tau sifat orang terdekatnya.

Entah sejalan dengan pikiran saya atau berniat jahil, 2 orang presenter wanita yang membawakan acara tersebut mencoba mengambil contoh tulisan lain secara spontan dan kemudian meminta bapak ini menerka sifat orang tersebut. Dengan santai Bapak ini mencoba menjelaskan kepribadian orang yang memiliki tulisan tersebut mengapa dia menulis tulisan tersebut. Paparannya masih standar, hanya membahas orang ini tinggi, menulisnya dengan terburu-buru atau berpropesi sebagai kameramen. Jiah.. ~_~ ya iya lah.. jelas dibelakang kamera orangnya..

Tapi berikutnya, salah seorang presenter wanita menuliskan namanya di selembar kertas (seorang lainnya masih enggan, mungkin merasa konyol atau malu). Setelah itu Bapak ini langsung beraksi dengan memuji-muji tulisan wanita ini. Dia berkata wanita ini sosok yang pandai bersosialisasi dan berbicara, suka diekspose.. >_< ya iya lah.. secara dia presenter..

Namun dasar wanita suka ramalan, presenter satunya lagi akhirnya luluh dan bersedia menuliskan namanya pada kertas untuk diprediksi kepribadiannya. Awalnya saya mengira Bapak ini akan memuji, tapi kenyataannya sebaliknya. Bapak ini mengatakan kepribadian wanita ini agak judes, kadang terbuka kadang tertutup, terus kadang-kadang menusuk hati. Serentak rekannya tertawa, memang wanita ini agak judes namun juga ramah..

Pembahasan pun semakin menarik, tapi mengapa an bagaimana Bapak ini bisa langsung spontan mengetahui kepribadian orang dan tingkah laku orang..? Ternyata jawabannya adalah grafologi. Kata beliau dalam ilmu grafologi ada lebih dari 500 aspek yang mesti diteliti dalam mengkaji suatu tulisan. Mulai dari tebal tulisan, ukuran huruf, kemiringan huruf, bentuk huruf bulat/tegak/terbuka/bersambung/berjarak/dll. hingga pemilihan huruf kapital dan huruf kecil.

Bagaimana jika kecenderungan tulisan kita berbeda-beda.. (kadang bagus, kadang jelek) ? Bapak ini juga menjelaskan, untuk itu dibutuhkan minimal 1000 kata untuk menelaah sebuah kasus atau kepribadian sesorang. Demikian pula dengan huruf kapital akan mempersulit pembacaan sifat seseorang.

Terakhir, bagaimana membaca tulisan yang dituliskan oleh tangan yang tidak bisa digunakan untuk menulis atau menulis selain dengan tangan..? Ternyata dari hasil penelitian, walaupun kita menulis misalnya lewat mulut atau kaki pasti akan berusaha menulis semirip mungkin dengan tulisan tangan kita. Ilmu di Amerika telah melakukan penelitian pada seseorang yang menulis dengan kaki akibat dia kehilangan kedua tangannya pada usia muda. Awalnya tulisannya memang jelek, namun lama kelamaan tulisannya semakin bagus dan sangat mirip dengan tulisan dari tangannya (sewaktu tangannya masih ada). Subhanallah..

Ternyata grafologi ini sangat berguna dan tidak ada salahnya untuk dipelajari. Walaupun awalnya agak konyol namun menyimpan misteri ilmu yang masih belum terungkap. Biasanya grafologi diterapkan dalam sebagai decission support dalam memilih pegawai atau pendamping hidup ^_^. Eits.. jangan salah, tidak fair kalau kita menentukan pilihan hidup kita hanya lewat tulisan kan..? Jadi tetap butuh pdkt, tukar nomor hape, atau surat-suratan.. hehehe.. Oya.. btw.. grafologi bisa menelaah tulisan di sms ga ya..?