Lensa Manual 50 mm untuk D7200

Banyak yang bilang di youtube atau blog kalau lensa fixed yang wajib dimiliki adalah lensa 50 mm karena fokusnya cepat dan harga cukup terjangkau. Niatnya saya ingin beli versi AF-S namun berhubung budget minim dan body kamera saya sudah dilengkapi motor saya putuskan untuk beli yang AF-D (manual) saja. Katanya kualitasnya gak beda.

Nikon D7200 dengan lensa AF-D 50 mm f/1.8.

Jujur saja, saya tidak begitu mengenal lensa-lensaan baik deri segi fungsi maupun kualitas. Hal yang saya tahu dari lensa 50 mm ini hanya berdasarkan browsing di internet. Nah.. kali ini saya ingin coba sendiri lensa baru saya yang saya beli beberapa hari yang lalu dan harganya setengah dari harga lensa AF-S 50 mm.

Objek pertama saya jatuh pada botol aqua di belakang saya. Hasilnya impresif mengingat saya memotret di dalam ruangan pada malam hari dan sumber cahaya berasal dari 2 buah  lampu led di langit-langit rumah.

Objek pertama, botol aqua bertulisan Gubrak.

Menguji lensa dengan 1 gambar saja memang tidak cukup, saya lanjut foto objek-objek lain yang ada di rumah. Hasilnya cukup bagus, meskipun beberapa gambar memang kehilangan fokus karena memang teknik fotografi saya yang masih amatiran. hehe.. Berikut foto yang kira-kira fokus saja yang ditampilkan.

Botol asi untuk menyimpan asi di freezer
Minions mainan dari happy meals mc donalds.
Motor vario yang sengaja dimasukkan ke dalam rumah saat malam hari. Foto ini menggunakan built-in blitz.
Mainan traktor dari takara tomy (tomica) koleksi saya.
Keponakan yang reflek pasang gaya di depan saya pada saat saya sedang jeprat-jepret kamera.

Foto-foto yang dihasilkan oleh lensa manual 50 mm ini terlihat cukup mengesankan. Fokusnya bagus terutama di bagian tengah, cukup tajam dan mengesankan. Tapi saat saya memotret random tanpa ada objek khusus yang menjadi fokus utama gambar, kualitas hasilnya jauh menurun dan warnanya agak pucat. Ini beda jauh saat lensa ini memfoto potrait. Mungkin ini yang dimaksud kalau lensa 50 mm f/1.8 itu adalah lensa potrait.

Foto karpet, warnanya agak pucat.

Berikutnya saya coba luar ruangan dan pada waktu siang hari. Saya duduk di belakang mobil yang sedang jalan, jendela mobil saya buka habis sehingga saya bisa memotret tanpa filter kaca film mobil. Oya, saya sengaja set shutter speed antara 200 – 500 dan diafragma antara f/4 dan f/8, sedangkan iso saya biarkan body D7200 yang memilihkan untuk saya. Saya halnya dengan dalam ruangan sebelumnya, foto luar ruangan ini pun banyak gagalnya dan yang saya tampikan adalah yang saya anggap cukup berhasil saja.

 

Pengharum mobil saya saya tumpangi, bokehnya cukup impresif.
Mobil panther warna oranye putih di pinggir jalan Sariwangi.
Gerbang perumahan bumi sariwangi.
Seorang ibu sedang beli cilok untuk dirinya dan anaknya.
Orang ini dengan sedang menari-nari bahagia di pinggir jalan setelah turunan Ciwaruga.
Mesjid At-Taufiq yang di depannya biasa dijadikan tempat ngetem angkot Polban – Ledeng.
Gerobak cilor tanpa penjual, kalau dicomot dari dalam mobil kira-kira penjualnya tahu tidak ya?
Hp pengendara ini berdering dan dia sengaja menepi untuk menerima telpon.
Hotel Gegerkalong ini sudah ada dari lama.
Gerobak aneka jus di pertigaan KPAD Gegerkalong Hilir.
Seorang pria sedang bersandar di tiang listrik di pertigaan KPAD Gerlong Hilir, sepertinya pria ini seorang opang (ojeg pangkalan).
Kaca ini sengaja dipasang untuk membantu mengawasi kondisi jalan pada saat mobil yang parkir ingin keluar. Saya sepertinya salah setting sehingga iso yang dipilihkan kamera cukup tinggi.
Motor beat yang kelihatan buntutnya saja.
Plang praktek dokter Benjamin T. di pertigaan lampu merah Gerlong Hilir.
Taman kecil di simpang lampu merah Gerlong Hilir.
Pengendara motor yang sedang menunggu lampu merah berubah hijau.

Itu lah deret foto dimana terdapat objek tertentu di bagian tengah gambar. Memang tidak semuanya mengesankan, namun menginat saya mengambil gambar dalam kondisi mobil sedang bergerak hasilnya cukup bisa diterima. Deret gambar berikut dimana tidak terdapat objek khusus di tengah gambar.

Deret bangunan perumahan cluster di wilayah Sariwangi.
Perumahan di sebelah alfamart Sariwangi.
Rumah super besar yang tampak dari turunan Ciwaruga yang super curam.
Saya ingin fokus ke pak polisi namun kamera berkeinginan lain, fortuner tampak lebih charming dibandingkan pak polisi.
Kemacetan Setiabudi arah Lembang, siapa yang gak stress kalau begini. Si Komo aja ikut stress.

Kesimpulan saya, saya sepakat kalau lensa ini adalah lensa potrait. Kalau kualitas saya rasa tergantung feeling dan selera masing-masing saja. Untuk foto dimana tidak ada objek tertentu yang menjadi fokusnya, pendapat saya lensa ini kewalahan cenderung kebingungan. Namun saya cukup puas dengan hasil jepretan saya tersebut dan saya akan bawa lensa ini selama traveling untuk memotret foto-foto narsis. Hehe..

Leave a comment