Fotoin Mobil-Mobilan alias Diecast

Beberapa bulan terakhir saya tidak sempat kemana-mana karena musim hujan serta adanya kesibukan menyelesikan S3 saya yang sudah 5,5 tahun ini saya jalani. Ditambah InsyaAllah kami pun sedang bersiap menanti kelahiran anak pertama. Kamera DSLR saya pun sudah menganggur cukup lama. Diawali dari browsing sana-sini akhirnya saya menemukan cara lain agar si D7200 tidak nganggur yaitu dengan cara diecast photography. Sebenarnya saya baru tahu kalau mobil-mobilan itu namanya diecast.

Pertama mencoba, saya ke toko mainan untuk mencari yang namanya mobil-mobilan sebesar korek api. Pelayan toko mengarahkan saya ke mobil-mobilan Tomica seharga 60 ribu. Saya beli VW Polo dengan sedikit potongan harga dan sesampainya di rumah langsung jepret. Hasilnya..

Jepretan pemula, VW Polo Takara Tomy.

Oya.. untuk menjepret diecast ini saya pakai tripod ballhead dan shutter release agar hasilnya bagus. Lensa yang saya gunakan adalah jenis micro 40mm f/2.4 (AF-S Nikon punya) karena mainan ini tidak bergerak dan pula tidak terlalu zoom. Oya karena saya tidak punya speedlight eksternal, jadi saya selalu pakai iso 100 dan speed lambat agar hasilnya detil.

Tidak lama VW ini bertahan menjadi satu-satunya mainan mobil yang saya punya. Esok sorenya saya mampir ke minimarket depan rumah dan tidak sengaja melihat hotwheels diskon, harganya 1/6 Tomica. Dengan sedikit canggung saya pun membeli beberapa unit hotwheels secara terburu-buru. Malu juga sudah mau punya anak masih main mobil-mobilan. Bahkan pada suatu hari saya sedang pilih-pilih hotwheels, seorang anak merengek ke ibunya minta dibelikan hotwheels yang sama dengan apa yang sedang saya pegang. Jawaban ibunya, “gak usah! itu tak berguna!”. Saya sih lempeng aja.. hihi.. Emang kalau dimainin gitu aja sih memang tidak berguna. haha..

Toyota off-road truck keluaran hotwheels.
Lupa ini namanya apa, keluaran hotwheels. Saya sebut aja dia si nomer 5.

 

Mobil Aston Martin klasik keluaran hotwheels. Saya suka betul warna catnya.

Hingga sekarang, sudah banyak diecast baik hotwheels maupun Tomica yang saya beli baik dalam keadaan diskon maupun tidak. Saya pun kadang-kadang mengajak istri memilih mobil-mobilan sambil tebak-tebakan mana yang saya suka mana yang tidak. Saya pun memberi tahu istri saya bahwa saya tidak peduli mobil-mobilan tersebut adalah item yang paling dicari se-jagat raya, yang saya cari adalah mobil-mobilan yang proporsional dan enak dilihat dan difoto. Saya agak heran banyak orang dewasa tertarik mengkoleksi mainan yang sering saya tabrak-tabrakin waktu kecil. Sementara saya, setelah puas fotoin mauinan kemudian saya hibahkan kepada keponakan atau sepupu yang memang suka mainan mobil. Tapi saya pun menyisakan sebagian siapa tahu saya kangen ini foto mobil itu lagi.

Tiga mobil putih.

Saya hanya membeli merk hotwheels dan Tomica saja, merk lain saya tidak beli. Namun saya lebih suka merk Tomica karena lebih proporsional dan mendekati model asli. Berhubung harga Tomica mahal jadi saya belinya insidental saja.

Unimog Mercy dari Tomica.
Kadang-kadang diecast Tomica ada variasinya seperti pintu bisa buka tutup atau bak truk Unimog ini bisa naik.

Semakin dalam saya browsing tentang diecast, semakin rumit teknik fotografinya. Bahkan menurut rumor, iklan-iklan mobil banyak yang dibuat dari model diecast. Diecast yang detil tersebut harganya bisa jutaan. Bahkan ada yang sengaja membuat diorama agar aktivitas diecast terlihat asli. Tapi sepertinya saya belum sampai ke arah sana, saya masih senang mengulik pose pada angle-angle tertentu yang saya anggap keren saja.

Dodge Daytona warna ungu keluaran hotwheels, dilengkapi dengan pemberat di depan sehingga kemungkinan top speed mobil ini cukup tinggi di track lurus.

Selain mencari sudut foto, kadang-kadang saya suka menyusun beberapa diecast bersamaan seolah-olah sedang melakukan aktivitas bersama-sama. Salah satunya, foto berikut saya beri judul “Mudik 2017” karena saya ambil saat puncak mudik lebaran kemarin.

Mudik 2017.

Leave a comment